Hari ini, adalah hari pertamaku di tahun ajaran baru,
setelah selesai
berlibur ke Jogja selama liburan kenaikan kelas selama 2 minggu,
akhirnya aku bisa kembali ke sekolah lagi. Walaupun terasa sedih
liburan telah usai, Tapi aku bisa senang bertemu dengan Teman-
temanku. Terutama cowok impianku, Ariel.
Awal ku menyukainya adalah di saat aku putus dengan pacarku,
Putra. Putusnya aku dengan Putra adalah ketidak cocokan kami.
Karnaku susah melupakan Putra, aku menjadi sedih. Sampai
Kosentrasi belajarku menurun. Tapi setelah ada Ariel, aku kembali
seperti diriku yang dulu. Sedih dan Senang dilalui bersama.
Tapi itu hanya berlangsung di kelas 7. Di tahun ajaran kelas 8, Aku
tidak sekelas lagi dengan dia. Hubungan pertemananku dengan dia
tiba-tiba merenggang. Dalam pikiranku “ Apa mungkin Ariel punya
pacar?” Tapi saat kutanyakan hal itu kepada Miki
“Dia belum punya pacar, kenapa Gi ? lo suka sama dia?”.
Di saat miki melontarkan kata tersebut, aku langsung menepisnya.
Di tahun ajaran baru ini, Kelas 9. Aku sekelas lagi dengan Ariel.
Betapa gembiranya aku, Hatiku terasa lebih bebas. Rasa cinta itu
tumbuh kembali. Tapi hanya satu kendalanya, aku takut
menyatakan perasaan itu. Karna belum tentu Ariel menyukaiku.
Apa lagi sekarang aku juga mempunyai saingan untuk merebut hati
Ariel. Ariel sekarang lebih terkenal dibanding kelas 7. Tapi mudah-
mudahan dia masih seperti Ariel yang ku kenal kelas 7.
**********
Masa MOS kelas 7 telah berakhir, masing kelas dan wali kelas harus
membuat struktur kelas. Saat pertama pembagian kelas, Wali kelas
di kelasku Ibu Matilda. Bu Matilda langsung mendiskusikan tentang
“Anak-anak, kalian memilih siapa ketua kelas di kelas ini?” Kata Bu
Matilda dengan mempehatikan seisi kelas kami.
“Itu aja Bu, Bobby!!!” Kata salah satu temanku.
“Ada yang mau berpendapat lagi?”
“Bagusan Ariel Bu, Dia sudah berpengalaman!” Kata sahabatku,
Aulia.
Mendengar nama kata “Ariel”, Hatiku tiba-tiba berdegup sangat
kencang.
“Apakah ini Cinta Gi?” Kataku di dalam hati.
Setelah melalui sistem musyawarah, akhirnya di pilih ketua kelas
adalah Ariel dengan wakil Bobby. Sekretaris di pegang olehku dan
Bendahara Aulia.
Lonceng bel tanda istirahat telah berbunyi, seluruh murid keluar
kelas untuk pergi ke kantin atau ke perpustakaan. Semua di teman
kelasku memberi selamat kepada Ariel yang menjadi ketua kelas,
Termasuk aku. Semua teman-teman dikelasku berharap Ariel
menjadi ketua kelas yang Arif dan Bijaksana.Akupun memberi
selamat juga.
“Ariel selamat ya!” Kataku dengan senyum yang bahagia dari
biasanya.
“Biasa aja Gi” Kata Ariel dengan tampang dingin.
Ariel yang kukenal tidak seperti itu, Apa mungkin sudah lebih
dewasa dari kelas 7 yang ramah. Dalam pikirku, mungkin dia sedang
tidak mood?, ahh, tidak perlu dipikirin.
Di kelas 9, Akhir-akhir ini dia lebih dekat dengan Nira. Tapi kalau
kulihat Ariel menganggap Nira seperti beda dari teman cewek yang
lainnya. Berhembus gosip kelas, katanya Ariel Pedekate
dengan Nira. Mendengar gosip tersebut, hatiku seperti retak dan
hampir
rapuh. Tapi itu cuma gosip, mereka belum jadian. Berarti aku masih
punya harapan untuk mencari perhatian ke Ariel. Walaupun aku
harus bersaing dengan Nira,cewek cantik yang sama-sama digilai
cowok-cowok .
Di hari Valentine, hari yang penuh kasih sayang. Kelasku yang adem
ayem, tiba-tiba gempar. Ariel akan nembak Nira. Mendengar berita
tersebut, akupun harus mencari kebenaran info tersebut ke seluruh
teman sekelasku layaknya wartawan.Teman-temanku semua
menjawab benar. Katanya Ariel yang bilang ke Miki. Miki langsung
memberitahukan keseluruh kelas 9.
Karna masih kurang percaya, aku langsung menanyakan ke Aulia,
sahabatku yang paling kupercayai.
“li, benar nggak Ariel mau nembak Nira?”
“Iya Gi, katanya pulang sekolah. Kita lihat yuk nanti!”kata Aulia
dengan wajah yang berbinar-binar seakan-akan seru.
Padahal dia benar-benar tidak tahu perasaanku.Hatiku yang hampir
retak tersebut seperti mau pecah setelah mendengar kenyataan yang
benar-benar pahit bagiku. Tapi aku berharap, Nira menolak cintanya
Ariel.
Bel lonceng pulang sekolah telah tiba, tapi kelas 9 yang masih ada
jam pemantapan 1 jam lagi menggunakan waktu tersebut untuk
makan siang. Tapi waktu istirahat yang ini beda dari hari biasanya.
Semua kelas 9 makan siang lebih cepat dari yang biasanya. Mereka
hanya mau lihat detik-detik Ariel menembak Nira. Aku yang waktu
itu sedang makan siang di kelas, tiba-tiba dikagetin sambutan Aulia.
“Megy, kita lihat yuk aksi Ariel menembak Nira!”kata Aulia
dengan wajah yang masih berbinar-binar.
“Ihh, males ah! Lagian nggak penting banget tau!” kataku dengan
tampang sinis
“Ayolah! Kita ini kelas 9 butuh refreshing juga kan, Masa belajar
terus. Kitakan butuh hiburan juga Meg!”
“Iya iya Aulia. Tapi kuselesaikan dulu bekalku.”
Akhirnya aku pun mau melihat kenangan yang menyakitkan
tersebut karena dipaksa Aulia.
Di kantin, tempat serba-serbi makanan di sekolahku berada saksi
bisu penembakkanAriel ke Nira. Ariel pun mulai perjuangannya.
“Nir, sebenarnya ada yang mau gue sampein.” Kata Ariel dengan
rasa gugup
“Apa ril? Apa yang mau lo sampein ke gue. Kenapa semua pada
ngumpul di sini.” Kata Nira yang sedikit malu-malu
Tiba-tiba Miki mencairkan suasana yang tegang tersebut.
“Woi, harap tenang nih! Kalau nggak kita nggak dapat PJ dari
Ariel”
Semua yang berkumpul langsung menyoraki Miki yang terlalu
kepedean dan lebai.
Dan diantara kerumunan tersebut, ada aku dan Aulia juga. Aku
hanya berharap mereka nggak akan jadian. Karena, Kadar
cemburuku sudah sangat tinggi di banding biasanya. Ariel
memanggil Miki dan membisikan sesuatu di telinga miki. Setelah
dibisikan tersebut, Miki langsung membubarkan kerumunan anak
kelas 9. Mungkin Miki membubarkan tersebut karna ariel butuh
ketenangan untuk mengungkapkan perasaannya. Ariel dan Nira juga
pergi berlalu untuk mencari tempat yang tenang. Perasaanku yang
semakin goyah dan tidak menentu, apakah Nira menerima atau
menolak Ariel.
**********
Keesokan harinya di sekolah, teman-temanku mendukung Nira
untuk menerima cintanya Ariel. Tapi berbeda denganku, aku ingin
Nira menolak Ariel.
Di saat dia di dukung teman-temanku, Nira langsung pergi. Aku
merasa di pasti di panggil Ariel. Buktinya adalah Ariel sudah duluan
mendahului Nira. Teman-temanku tidak mengikuti Nira, karena
mereka tahu Nira belum menjawab pertanyaan dari Ariel.
Karena penasaran, aku mengikuti Nira yang pergi dengan menjadi
Detektif dadakan. Dan sampai di temapt yang sepi, sama sekali tidak
ada yang mengganggu mereka. Tapi aku, hanya bisa melihat orang
yang kucintai mengungkapkan rasa sayangnya ke orang lain sambil
meneteskan air mata yang benar-benar tidak rela hal itu terjadi.
Merekapun bertatap mata saling memandang. Keliatannya Ariel
begitu deg-degan dengan tatapan Nira. Nira mengatakan hal yang
sangat mnyakitkan bagiku yaitu “Aku akan menerimamu Ariel, Aku
juga cinta kamu.” Apa? Tidak sesuai harapanku, Nira menerima
Ariel. Hatiku semakin luka dan menangis.
Bel lonceng berbunyi, tanda pulang sekolah. Hari jumat adalah hari
yang lebih awal pulang sekolah. Aku yang kebetulan di jemput
kakakku pulang dari sekolah. Aku harus menahan rasa sakitku
terdahulu. Karena aku tidak mau ada yang tahu kalau aku ada
masalah. Selama di Mobil aku hanya diam dan melihat
pemandangan dari luar mobil. Tiba-tiba kakakku menanyakan ke
aku yang lagi diam.
“Kenapa Meg, kamu kok diam”Kata kakakku melihat mukaku yang
lagi tidak mood tersebut.
“Nggak ada kok kak, aku cuma capek dan jenuh aja nih!.”
“ohh, kalau kelas terakhir emang begitu Gi. Capek dan Jenuh itu hal
yang lumrah. Tapi kalau sudah selesai nanti juga rileks kok!”
Padahal, kakak tidak akan tahu masalahku yang lain selain UN, tapi
juga masalah cinta.
“Kakak percaya kamu kok. Kamu bisa lulus. Kamukan pintar
Megy, Tapi jangan sombong dan teruslah berusaha!” Kata kakakku
dengan penuh semangat.
“Iya!” Kataku dengan yang masih memikirkan kejadian tadi.
**********
Begitu sampai di rumah, aku langsung menuju kamarku dan
meluapkan amarahku yang sempat tertunda. Sampai-sampai aku
lupa mencium tangan ibuku, padahal itu adalah kebiasaanku sehabis
pulang sekolah agar ilmu pelajaran yang tadi dipelajari bisa diterima
di otakku. Rasanya dunia ini seperti kiamat bagiku. Gimana tidak,
rasanya melihat Ariel yang bahagia di samping Nira. Pasangan baru
tersebut sedang menikmati hari-hari yang penuh bunga. Sedangkan
aku lagi terluka. Coba saja waktu di ulang kembali, pasti aku tidak
akan melihat adegan penembakkan tersebut. Lebih baik aku lari
daripada aku sakit hati seperti ini. Sumpah, ini hal yang menyakitkan
seumur hidup di banding sakit hatinya aku memutusin Putra yang
saat itu aku benar-benar tidak rela juga. Hidup ini seperti tidak
berpihak kepadaku. Aku ingin mati daripada sakit karena cuma
cowok. Walaupun itu hal yang bodoh, tapi aku tetap nekat daripada
aku tidak tenang seperti ini. Ku ambil jangka dari tasku, dan kutusuk
tangan sebelah kiri dengan jangka tersebut. Sama terasa sakit juga,
Tapi tidak apa-apa yang penting aku bisa tenang dan melupakan
Ariel untuk selamanya.
Darah dari tangan yang kutusuk tersebut semakin deras keluar.
Kepalaku pusing dan Mataku tidak jelas melihat benda-benda yang
ada di kamarku. Dan tiba-tiba aku tergulai lemas dan tertidur dengan
bersimbah darah.
**********
Dalam setengah bangun, aku mendengar suara ibuku yang
memanggil namaku dengan begitu panik. Dan setelah benar-benar
sadar, aku mencium bau obat dan ternyata berada di sebuah kamar
rumah sakit. Dan aku melihat infus di tusuk dibagian tangan kiriku.
Tiba-tiba badanku di peluk ibuku.
“Megy, kamu tidak boleh pergi meninggalkan ayah, ibu, dan
kakakmu.” Kata ibuku dengan tagisannya.
Aku kaget dengan hal tersebut. Jadi, aku belum mati. Padahal, aku
sudah menusuk tanganku sampai dalam. Seharusnya tadi aku
menusuk lebih dalam lagi. Apa aku tidak diperbolehkan untuk mati?
**********
Keesokkan harinya, aku harus absen dari sekolah karena kondisiku
yang masih lemah. Di pagi hari aku disambut senyuman manis dari
kakakku.
“Selamat Pagi Megy!”Kata kakakku dengan sambutan hangatnya.
“Iya kak!”
“Makan nasi goreng dulu, ini makanan kesukaan kamu lho!”
Dengan begitu senangnya, aku mengganti posisi dari tidur menjadi
duduk di atas tempat baringku.
Saat aku makan nasi goreng tersebut. Tiba-tiba kakakku yang tadi
dengan muka bahagianya berubah menjadi serius.
“Megy, Kenapa kamu melakukan hal bodoh tersebut?”
Aku yang tadi makan tiba-tiba menyudahi makanan yang lezat
tersebut, Padahal belum selesai aku menghabiskannya.
“Jawab Megy! Pasti ada yang kamu sembunyikan! Apa yang kurang
dari kamu? Kamu cantik dan langganan juara kelas.” Jawab kakakku
yang sambil meneteskan air matanya.
“Kakak!”
“Maafkan kakak, Megy! Yang tadi…”
“Nggak papa, Justru aku yang salah. Aku sering memendam
masalah, karena takut. Nanti aku jadi merepotkan semua.”
“Maksud semua siapa Megy? Dan apa masalahmu?”
“Semua orang yang kucintai. Masalahku hanya sepele.”
“kalau sepele, kenapa kamu memelakukkan bunuh diri?”
“Karna aku sudah nggak tahan lagi kak,”
Sambil menangis aku menceritakan semua masalahku yang hampir
mengakhiri hidupku ini.
“Megy, Coba dari dulu kamu cerita ke kakak. Kakak bisa
membantumu. Kamu nggak perlu memendam masalahmu, nanti jadi
sakit sendiri. Saran kakak kamu melupakan Ariel. Kata kakakku
smbil mengelus pundakku
Tidak, Aku tidak bisa melupakan Ariel. Aku benar-benar
mencintainya. Dan saatku merenung kata yang dikatakan kakak,
Kakakku melanjutkan sarannya.
“Kakak tahu, kamu tidak bisa melupakannya. Tapi kakak yakin
kamu bisa. Kamu juga sudah tahu kalau dia mempunyai pacar.
Cowok itu masih banyak di dunia ini,Tidak hanya dia. Suatu saat
nanti kamu akan mendapatkan cowok yang lebih baik dari dia. Yang
saling mencintai.”
“Iya kak! Kapan?”
“Kita nggak bakal tahu, Tapi suatu saat nanti. Jadi bersabarlah
Megy. Dan sekarang kamu harus lebih fokus ke pelajaranmu. Kamu
juga nanti ke Jogja ngelanjutin SMA di sana bersama kakakkan
Meg? Kakakkan mau melanjutin S3 sia-sia kakak menolak
Beasiswanya”
“Terus, Ayah dan Ibu gimana? Nanti kesepian”
“Mereka menikmati kenangan bahagianya saat muda.” Kata
kakakku menyelipin humornya.
Berkat saran kakakku, Bebanku terasa lebih ringan dan bisa kembali
tersenyum lagi. Dan Tinggal menyiapi masa depanku kelak, Itulah
bebanku sekarang. Tapi aku tidak boleh terlalu stress juga. Ariel,
Putra suatu saat nanti aku akan tunjukkan ke kamu aku bisa
mendapatkan pengisi hatiku yang bukan bertepuk sebelah tangan.
Suatu saat nanti… pasti.
0 comments:
Posting Komentar