Jumat, 11 November 2011

cerpen sakit hati

Posted by melanie she foolish at 02.19




Hari ini, adalah hari pertamaku di tahun ajaran baru, 
setelah selesai 
berlibur ke Jogja selama liburan kenaikan kelas selama 2 minggu, 
akhirnya aku bisa kembali ke sekolah lagi. Walaupun terasa sedih 
liburan telah usai, Tapi aku bisa senang bertemu dengan Teman-
temanku. Terutama cowok impianku, Ariel.
Awal ku menyukainya adalah di saat aku putus dengan pacarku, 
Putra. Putusnya aku dengan Putra adalah ketidak cocokan kami. 
Karnaku susah melupakan  Putra, aku menjadi sedih. Sampai 
Kosentrasi belajarku menurun. Tapi setelah ada Ariel, aku kembali 
seperti diriku yang dulu. Sedih dan Senang dilalui bersama.
 Tapi itu hanya berlangsung di kelas 7. Di tahun ajaran kelas 8, Aku 
tidak sekelas lagi dengan dia. Hubungan pertemananku dengan dia 
tiba-tiba merenggang. Dalam pikiranku “ Apa mungkin Ariel punya 
pacar?” Tapi saat kutanyakan hal itu kepada Miki
“Dia belum punya pacar, kenapa Gi ? lo suka sama dia?”.
 Di saat miki melontarkan kata tersebut, aku langsung menepisnya.
Di tahun ajaran baru ini, Kelas 9. Aku sekelas  lagi dengan Ariel. 
Betapa gembiranya aku, Hatiku terasa lebih bebas. Rasa cinta itu 
tumbuh kembali. Tapi hanya satu kendalanya, aku takut 
menyatakan perasaan itu. Karna belum tentu Ariel menyukaiku. 
Apa lagi sekarang aku juga mempunyai saingan untuk merebut hati 
Ariel. Ariel sekarang lebih terkenal dibanding kelas 7. Tapi mudah-
mudahan dia masih seperti Ariel yang ku kenal kelas 7.

**********

Masa MOS kelas 7 telah berakhir, masing kelas dan wali kelas harus 
membuat struktur kelas. Saat pertama pembagian kelas, Wali kelas 
di kelasku Ibu Matilda. Bu Matilda langsung mendiskusikan tentang 

struktur kelas tersebut dengan kami.
“Anak-anak, kalian memilih siapa ketua kelas di kelas ini?” Kata Bu 
Matilda dengan mempehatikan seisi kelas kami.
“Itu aja Bu, Bobby!!!” Kata salah satu temanku.
“Ada yang mau berpendapat lagi?”
“Bagusan Ariel Bu, Dia sudah berpengalaman!” Kata sahabatku, 
Aulia.
Mendengar nama kata “Ariel”, Hatiku tiba-tiba berdegup sangat 
kencang.
“Apakah ini Cinta Gi?” Kataku di dalam hati.
Setelah melalui sistem musyawarah, akhirnya di pilih ketua kelas 
adalah Ariel dengan wakil Bobby. Sekretaris di pegang olehku dan 
Bendahara Aulia.
Lonceng bel tanda istirahat telah berbunyi, seluruh murid keluar 
kelas untuk pergi ke kantin atau ke perpustakaan. Semua di teman 
kelasku memberi selamat kepada Ariel yang menjadi ketua kelas, 
Termasuk aku. Semua teman-teman dikelasku berharap Ariel 
menjadi ketua kelas yang Arif dan Bijaksana.Akupun memberi 
selamat juga.
“Ariel selamat ya!” Kataku dengan senyum yang bahagia dari 
biasanya.
“Biasa aja Gi” Kata Ariel dengan tampang dingin.
Ariel yang kukenal tidak seperti itu, Apa mungkin sudah lebih 



dewasa dari kelas 7 yang ramah. Dalam pikirku, mungkin dia sedang 



tidak  mood?, ahh, tidak perlu dipikirin.



Di kelas 9, Akhir-akhir ini dia lebih dekat dengan Nira. Tapi kalau 



kulihat Ariel menganggap Nira seperti beda dari teman cewek yang 



lainnya. Berhembus gosip kelas, katanya Ariel Pedekate 



dengan Nira. Mendengar gosip tersebut, hatiku seperti retak dan 


hampir 



rapuh. Tapi itu cuma gosip, mereka belum jadian. Berarti aku masih 



punya harapan untuk mencari perhatian ke Ariel. Walaupun aku 



harus bersaing dengan Nira,cewek cantik yang sama-sama digilai 


cowok-cowok .

Di hari Valentine, hari yang penuh kasih sayang. Kelasku yang adem 
ayem, tiba-tiba gempar. Ariel akan nembak  Nira. Mendengar berita 
tersebut, akupun harus mencari kebenaran info tersebut ke seluruh 
teman sekelasku layaknya wartawan.Teman-temanku semua 
menjawab benar. Katanya Ariel yang bilang ke Miki. Miki langsung 
memberitahukan keseluruh kelas 9.
Karna masih kurang percaya, aku langsung menanyakan ke Aulia, 
sahabatku yang paling kupercayai.
“li, benar nggak Ariel mau nembak Nira?”
“Iya Gi, katanya pulang sekolah. Kita lihat yuk nanti!”kata Aulia 
dengan wajah yang berbinar-binar seakan-akan seru.
Padahal dia benar-benar tidak tahu perasaanku.Hatiku yang hampir 
retak tersebut seperti mau pecah setelah mendengar kenyataan yang 
benar-benar pahit bagiku. Tapi aku berharap, Nira menolak cintanya 
Ariel.
Bel lonceng pulang sekolah telah tiba, tapi kelas 9 yang masih ada 
jam pemantapan 1 jam lagi menggunakan waktu tersebut untuk 
makan siang. Tapi waktu istirahat yang ini beda dari hari biasanya. 
Semua kelas 9 makan siang lebih cepat dari yang biasanya. Mereka 
hanya mau lihat detik-detik Ariel menembak  Nira. Aku yang waktu 
itu sedang makan siang di kelas, tiba-tiba dikagetin sambutan Aulia.
“Megy, kita lihat yuk  aksi Ariel menembak  Nira!”kata Aulia 
dengan wajah yang masih berbinar-binar.
“Ihh, males ah! Lagian nggak penting banget tau!” kataku dengan 
tampang sinis
“Ayolah! Kita ini kelas 9 butuh refreshing juga kan, Masa belajar 
terus. Kitakan butuh hiburan juga Meg!”
“Iya iya Aulia. Tapi kuselesaikan dulu bekalku.”
Akhirnya aku pun mau melihat kenangan yang menyakitkan 
tersebut karena dipaksa Aulia.
Di kantin, tempat serba-serbi makanan di sekolahku berada saksi 
bisu penembakkanAriel ke Nira. Ariel pun mulai perjuangannya.
“Nir, sebenarnya ada yang mau gue sampein.” Kata Ariel dengan 
rasa gugup
“Apa ril? Apa yang mau lo sampein ke gue. Kenapa semua pada 
ngumpul di sini.” Kata Nira yang sedikit malu-malu
Tiba-tiba Miki mencairkan suasana yang tegang tersebut.
“Woi, harap tenang nih! Kalau nggak kita nggak dapat PJ dari 
Ariel”
Semua yang berkumpul  langsung menyoraki Miki yang terlalu 
kepedean dan lebai.
Dan diantara kerumunan tersebut, ada aku dan Aulia juga. Aku 
hanya berharap mereka nggak akan jadian. Karena, Kadar  
cemburuku sudah sangat tinggi di banding biasanya. Ariel 
memanggil Miki dan  membisikan sesuatu di telinga miki. Setelah 
dibisikan tersebut, Miki langsung membubarkan kerumunan anak 
kelas 9. Mungkin Miki membubarkan tersebut karna ariel butuh 
ketenangan untuk mengungkapkan perasaannya. Ariel dan Nira juga 
pergi berlalu untuk mencari tempat yang tenang. Perasaanku yang 
semakin goyah dan tidak menentu, apakah Nira menerima atau 
menolak Ariel.

**********

Keesokan harinya di sekolah, teman-temanku mendukung Nira 
untuk menerima cintanya Ariel. Tapi berbeda denganku, aku ingin 
Nira menolak Ariel.
Di saat dia di dukung teman-temanku, Nira langsung pergi. Aku 
merasa di pasti di panggil Ariel. Buktinya adalah Ariel sudah duluan 
mendahului Nira. Teman-temanku tidak mengikuti Nira, karena 
mereka tahu Nira belum menjawab pertanyaan dari Ariel.
Karena penasaran, aku mengikuti Nira yang pergi dengan menjadi 
Detektif dadakan. Dan sampai di temapt yang sepi, sama sekali tidak 
ada yang mengganggu mereka. Tapi aku, hanya bisa melihat orang 
yang kucintai mengungkapkan rasa sayangnya ke orang lain sambil 
meneteskan air mata yang benar-benar tidak rela hal itu terjadi. 
Merekapun bertatap mata saling memandang. Keliatannya Ariel 
begitu deg-degan dengan tatapan Nira. Nira mengatakan hal yang 
sangat mnyakitkan bagiku yaitu “Aku akan menerimamu Ariel, Aku 
juga cinta kamu.” Apa? Tidak sesuai harapanku, Nira menerima 
Ariel. Hatiku semakin luka dan menangis.
Bel lonceng berbunyi, tanda pulang sekolah. Hari jumat adalah hari 
yang lebih awal pulang sekolah. Aku yang kebetulan di jemput 
kakakku pulang dari sekolah. Aku harus menahan rasa sakitku 
terdahulu. Karena aku tidak mau ada yang tahu kalau aku ada 
masalah. Selama di Mobil aku hanya diam dan melihat 
pemandangan dari luar mobil.  Tiba-tiba kakakku menanyakan ke 
aku yang lagi diam.
“Kenapa Meg, kamu kok diam”Kata kakakku melihat mukaku yang 
lagi tidak mood tersebut.
“Nggak ada kok kak, aku cuma capek dan jenuh aja nih!.”
“ohh, kalau kelas terakhir emang begitu Gi. Capek dan Jenuh itu hal 
yang lumrah. Tapi kalau sudah selesai nanti juga rileks kok!”
Padahal, kakak tidak akan tahu masalahku yang lain selain UN, tapi 
juga masalah cinta.
“Kakak  percaya kamu kok. Kamu bisa lulus. Kamukan pintar 
Megy, Tapi jangan sombong dan teruslah berusaha!” Kata kakakku 
dengan penuh semangat.
“Iya!” Kataku dengan yang masih memikirkan kejadian tadi.

**********

Begitu sampai di rumah, aku langsung menuju kamarku dan 
meluapkan amarahku yang sempat tertunda. Sampai-sampai aku 
lupa mencium tangan ibuku, padahal itu adalah kebiasaanku sehabis 
pulang sekolah agar ilmu pelajaran yang tadi dipelajari bisa diterima 
di otakku. Rasanya dunia ini seperti kiamat bagiku. Gimana tidak, 
rasanya melihat Ariel yang bahagia di samping Nira. Pasangan baru 
tersebut sedang menikmati hari-hari yang penuh bunga. Sedangkan 
aku lagi terluka. Coba saja waktu di ulang kembali, pasti aku tidak 
akan melihat adegan penembakkan tersebut. Lebih baik aku lari 
daripada aku sakit hati seperti ini. Sumpah, ini hal yang menyakitkan 
seumur hidup di banding sakit hatinya aku memutusin Putra yang 
saat itu aku benar-benar tidak rela juga. Hidup ini seperti tidak 
berpihak kepadaku. Aku ingin mati daripada sakit karena cuma 
cowok. Walaupun itu hal yang bodoh, tapi aku tetap nekat daripada 
aku tidak tenang seperti ini. Ku ambil jangka dari tasku, dan kutusuk 
tangan sebelah kiri dengan jangka tersebut. Sama terasa sakit juga, 
Tapi tidak apa-apa yang penting aku bisa tenang dan melupakan 
Ariel untuk selamanya. 
Darah dari tangan yang kutusuk tersebut semakin deras keluar. 
Kepalaku pusing dan Mataku tidak jelas melihat benda-benda yang 
ada di kamarku. Dan tiba-tiba aku tergulai lemas dan tertidur dengan 
bersimbah darah.

**********

Dalam setengah bangun, aku mendengar suara ibuku yang 
memanggil namaku dengan begitu  panik. Dan setelah benar-benar 
sadar, aku mencium bau obat dan ternyata  berada di sebuah kamar 
rumah sakit. Dan aku melihat infus di tusuk dibagian tangan kiriku. 
Tiba-tiba badanku di peluk ibuku.
“Megy, kamu tidak boleh pergi meninggalkan ayah, ibu, dan 
kakakmu.” Kata ibuku dengan tagisannya.
Aku kaget dengan hal tersebut. Jadi, aku belum mati. Padahal, aku 
sudah menusuk tanganku sampai dalam. Seharusnya tadi aku 
menusuk lebih dalam lagi. Apa aku tidak diperbolehkan untuk mati?

**********

Keesokkan harinya, aku harus absen dari sekolah karena kondisiku 
yang masih lemah. Di pagi hari aku disambut senyuman manis dari 
kakakku.
“Selamat Pagi Megy!”Kata kakakku dengan sambutan hangatnya.
“Iya kak!”
“Makan nasi goreng dulu, ini makanan kesukaan kamu lho!”
Dengan begitu senangnya, aku mengganti posisi dari tidur menjadi
 duduk di atas tempat baringku.
Saat aku makan nasi goreng tersebut. Tiba-tiba kakakku yang tadi 
dengan muka bahagianya berubah menjadi serius.
“Megy, Kenapa kamu melakukan hal bodoh tersebut?”
Aku yang tadi makan tiba-tiba menyudahi makanan yang lezat 
tersebut, Padahal belum selesai aku menghabiskannya.
“Jawab Megy! Pasti ada yang kamu sembunyikan! Apa yang kurang 
dari kamu? Kamu cantik dan langganan juara kelas.” Jawab kakakku 
yang sambil meneteskan air matanya.
“Kakak!”
“Maafkan kakak, Megy! Yang tadi…”
“Nggak papa, Justru aku yang salah. Aku sering memendam 
masalah, karena takut. Nanti aku jadi merepotkan semua.”
“Maksud semua siapa Megy? Dan apa masalahmu?”
“Semua orang yang kucintai. Masalahku hanya sepele.”
“kalau sepele, kenapa kamu memelakukkan bunuh diri?”
“Karna aku sudah nggak tahan lagi kak,”
Sambil menangis aku menceritakan semua masalahku yang hampir 
mengakhiri hidupku ini.
“Megy, Coba dari dulu kamu cerita ke kakak. Kakak bisa 
membantumu. Kamu nggak perlu memendam masalahmu, nanti jadi 
sakit sendiri. Saran kakak kamu melupakan Ariel. Kata kakakku 
smbil mengelus pundakku
Tidak, Aku tidak bisa melupakan Ariel. Aku benar-benar 
mencintainya. Dan saatku merenung kata yang dikatakan kakak, 
Kakakku melanjutkan sarannya.
“Kakak tahu, kamu tidak bisa melupakannya. Tapi kakak yakin 
kamu bisa. Kamu juga sudah tahu kalau dia mempunyai pacar. 
Cowok itu masih banyak di dunia ini,Tidak hanya dia. Suatu saat 
nanti kamu akan mendapatkan cowok yang lebih baik dari dia. Yang 
saling mencintai.”
“Iya kak! Kapan?”
“Kita nggak bakal tahu, Tapi suatu saat nanti. Jadi bersabarlah 
Megy. Dan sekarang kamu harus lebih fokus ke pelajaranmu. Kamu 
juga nanti ke Jogja ngelanjutin SMA di sana bersama kakakkan 
Meg? Kakakkan mau melanjutin S3 sia-sia kakak menolak 
Beasiswanya”
“Terus, Ayah dan Ibu gimana? Nanti kesepian”
“Mereka menikmati kenangan bahagianya saat muda.” Kata 
kakakku menyelipin humornya.
Berkat saran kakakku, Bebanku terasa lebih ringan dan bisa kembali 
tersenyum lagi. Dan Tinggal menyiapi masa depanku kelak, Itulah 
bebanku sekarang. Tapi aku tidak boleh terlalu stress juga. Ariel, 
Putra  suatu saat nanti aku akan tunjukkan ke kamu aku bisa 
mendapatkan pengisi hatiku yang bukan bertepuk sebelah tangan. 
Suatu saat nanti… pasti.



0 comments:

Posting Komentar

 

Melanie SF Blog Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea